Terbang tinggi. Begitulah jawaban yang tersaji kalau Anda bertanya perihal harga tanah dan bangunan di Bekasi. Mau lebih yakin, simaklah paparan Vivin Harsanto, National Director Head of Strategic Consulting Jones Lang LaSalle Indonesia. Kini, harga tanah di Bekasi sudah mencapai Rp5 juta per meter persegi. “Harga tanah di Bekasi berpotensi naik 20%-30% tergantung pengembangnya,” kata dia di Jakarta (23/1).
Saat ini Bekasi benar-benar dijejali ratusan komplek perumahan mulai dari kelas bawah hingga kelas atas. “Peningkatan harga tanah itu, dimulai dari pengembangan yang dilakukan oleh pengembang besar Sumarecon di wilayah Bekasi,” ujar Vivin.
Dahulu sekitar 2005, kelas menengah atas seakan-akan “menghindar” dari Bekasi. Penyebabnya, apalagi kalau bukan kondisi lalu lintas yang macet parah, di tambah jalan penghubung yang berlubang-lubang. Selain itu, pilihan kelas menengah atas ke Serpong karena merupakan “limpahan” dari mereka yang tidak bisa menjangkau perumahan di kawasan Pondok Indah, Bintaro, atau Kebon Jeruk. Sedangkan kawasan Cibubur dilirik oleh kalangan berduit, karena daerah itu dikenal alamnya masih sejuk dan asri, sehingga sangat digandrungi sebagai kawasan permukiman.
Karena itu, memang agak berat bagi Bekasi untuk “merebut” kelas menengah-atas agar mau bermukim di sana. Namun saat ini justru berbalik. Kawasan Bekasi menjadi incaran para pelaku bisnis properti.
Memang kawasan Bekasi relatif lebih ungggul ketimbang lainnya yang hanya dihubungkan oleh satu jalur tol. Sementara Bekasi, selain bisa diakses lewat jalan tol Jakarta Cikampek (Kalimalang, Bekasi Barat, Bekasi Timur), juga bisa ditembus dari jalan tol dalam kota Taman Mini-Cikunir, atau juga lewat pintu tol Bekasi. Selain itu, rencana pengembangan jalur ganda kereta api Bekasi-Manggarai juga akan semakin mempercepat arus pergerakan orang dari Bekasi ke Jakarta dan sebaliknya.
Itulah kisah tentang Bekasi. Harga tanah di sana terus menanjak. Itu tentu saja membuat pemburu properti – investor atau end user – kian berkibar.
Sumber: Republika.com