Publik Masih Dipertonton Capres Popularitas
Jelang Pemilihan Presiden 9 Juli mendatang terdapat dua bakal capres yang siap bertarung. Yakni Joko Widodo (Jokowi) yang diusung PDI Perjuangan, dan Prabowo Subianto usungan Partai Gerindra.
Direktur Freedom Institute Luthfi Assyaukani mengatakan, keterpilihan dua capres yang sama-sama belum menentukan pendampingnya itu masih berdasar pada tingkat popularitas, dan belum teruji bisa memimpin Indonesia.
"Kita punya harapan tinggi tapi disuguhkan dengan politik yang pahit. Stok capres, nama-nama yang beredar dan elektabilitasnya tinggi tidak pernah berubah," katanya dalam diskusi bertajuk 'Pilpres dan Tantangan Lokal-Global Indonesia 2014-2019' di Galeri Cafe, Cikini, Jakarta, Rabu (7/5).
Menurut Luthfi, pada 9 Juli mendatang publik suka tidak suka harus menerima pilihan capres yang sudah tersedia itu, meski masih banyak figur lain yang lebih berkompeten.
Dia menambahkan, kondisi politik memaksa masyarakat harus memilih calon pemimpinnya yang terbilang sedikit.
"Orangnya itu-itu lagi. Jokowi tertinggi meramaikan survei sejak tahun lalu. Tapi, walaupun harapan kita tinggi stok yang kita punya itu saja," ujar Luthfi