Konsultan properti, Jones Lang Lasalle memperkirakan Bekasi dan Depok, dua daerah yang berada di pinggiran Kota Jakarta, akan menjadi wilayah yang seksi untuk pilihan investasi di sektor residensial (perumahan dan kondominium) dalam beberapa tahun mendatang.
Pasalnya, harga tanah di Bekasi dan Depok masih cukup terjangkau, bahkan berpotensi merangkak naik seiring perkembangan infrastruktur di kawasan tersebut. National Director Head of Strategic Jones Lang Lasalle, Vivin Harsanto mengungkapkan, kondominium mulai menyesaki daerah Bekasi, sementara Depok sudah ramai dengan proyek-proyek pembangunan perumahan.
"Kalau harga tanah di daerah Serpong, Cilandak, Cipete, Puri Indah, Pluit, Kelapa Gading dan lainnya sudah cukup tinggi, sehingga pengembang melirik Bekasi dan Depok," kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis (23/1/2014).
Menurut Vivin, kemolekan dua daerah ini sebagai wilayah yang cocok untuk berinvestasi sektor properti kian terangkat seiring dengan kemajuan perkembangan infrastruktur seperti jalan, perguruan tinggi, mal dan sebagainya.
Kondisi ini, tambah dia, mendorong harga tanah di Bekasi dan Depok merangkak naik. Peningkatan harga tanah itu, dimulai dari pengembangan yang dilakukan oleh pengembang besar Sumarecon di wilayah Bekasi. Sementara Depok, aktivitas pengembangan infrastruktur terjadi di daerah Margonda.
"Harga tanah di Bekasi dan Depok berpotensi naik sekitar 20%-30% tergantung bentuk pengembangannya. Karena harga tanah di Bekasi saat ini untuk pembangunan rumah sekitar Rp 5 juta per meter persegi, sedangkan Depok sekitar Rp 3 juta-Rp 5 juta per meter persegi," terang Vivin.
Jika melongok harga tanah di daerah seksi di Jakarta Selatan, seperti Cilandak dan Cipete, harga tanah sudah menembus Rp 10 juta-Rp 15 juta per meter persegi atau mengalami pertumbuhan harga 50%-60% dalam kurun waktu dua tahun. (Fik/Nrm)
Sumber: Liputan6.com