PT Freeport Indonesia merevisi target produksi tahunan perusahaan pasca terjadinya insiden runtuhnya terowongan Big Gossan pertengahan Mei lalu. Revisi dilakukan seiring terhambatnya proses produksi tambang tembaga dan emas perusahaan.
"(Revisi) itu sedang kami hitung kembali, saya juga belum tahu," ujar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Rozik B Soetjipto di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2013).
Rozik menjelaskan, perusahaan saat ini sudah mengoperasikan kembali tambang tembaga dan emas di atas tanah yang berlokasi di Grassberg, Papua. Dari kegiatan ekploitasi ini, perusahaan mengaku telah menghasilkan sekitar 140 ton bijih tambang setiap harinya.
Sementara untuk pengoperasian kembali tambang bawah tanah, manajemen Freeport mengaku masih harus menunggu laporan dari tim indipenden yang tengah melakukan evaluasi.
"Surface mining, alhamdulillah sudah normal, mudah-mudahan tinggal kita menjaga lebih sustainable-lah," katanya.
Freeport optimistis jika pemerintah akan langsung memberikan kabar kepada perusahaan jika hasil evaluasi keamanan tambang bawah tanah dianggap sudah layak beroperasi. (Den/Shd)
Sumber: Liputan6/com