PricewaterhouseCoopers (PwC) dan World Gold Council merilis laporan bertajuk 'The Direct Economic Impact of Gold' membahas perdagangan emas dunia dan dampaknya terhadap dunia. Dalam laporan tersebut juga disajikan lima belas negara yang tambang emasnya berkontribusi besar pada pendapatan global.
Seperti dikutip dari Business Insider, Kamis (17/10/2013), dari laporan tersebut, terdapat 15 negara produsen emas terbesar yang jumlahnya sekitar 75% dari nilai produksi global. Pada 2012, negara-negara tersebut menghasilkan nilai tambah bruto (Gross Value Added/GVA) yang besarannya setara dengan produk domestik bruto (PDB) Ekuador dan 30% dari prediksi PDB Shanghai.
Menurut laporan tersebut, nilai tambah bruto yang juga sering disingkat NTB mengacu pada kontribusi ekonomi sejumlah entitas terkait pasokan emas di dalamnya. NTB juga merefleksikan kontribusi pasokan emas terhadap negara-negara penghasilnya dan jumlah lapangan kerja yang bisa dihasilkan dari produksi tambang emas tersebut.
Sementara secara umum, NTB merupakan salah satu parameter ekonomi yang menggambarkan selisih antara nilai produksi (output) dan biaya yang habis dipakai selama proses produksi dari suatu produk, baik barang maupun jasa.
Sebagai informasi, PricewaterhouseCoopers (PwC) yang turut merilis laporan tersebut merupakan perusahaan jasa profesional tingkat internasional yang berbasis di London. PwC merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa profesional terbesar di dunia berdasarkan pendapatannya tahun lalu.
Berdasarkan NTB dan PDB yang diperoleh dari perdagangan emas dalam laporan tersebut, berikut 15 negara di mana tambang emas merupakan lahan ekonomi yang sangat penting:
1. China
2. Amerika Serikat (AS)
3. Rusia
4. Australia
5. Peru
6. Afrika Selatan
7. Kanada
8. Meksiko
9. Indonesia
10. Ghana
11. Uzbekistan
12. Brasil
13. Papua Nugini
14. Argentina
15. Tanzania
Sumber: Liputan6.com